Semen Indonesia Kembali Berdayakan Petani Green Belt
halopantura.com Tuban – PT Semen Indonesia (Persero) Tbk Pabrik Tuban terus berkomitmen dalam melakukan pemberdayaan kepada masyarakat di sekitar wilayah pengembangan perusahaan, dan dijalankan secara berkesinambungan.
Kali ini pada bidang pertanian, Semen Indonesia (SIG) melakukan kerjasama dengan Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Sub Tropik (Balitjestro). Kerjasama itu dalam rangka pendampingan dan pengawalan teknologi inovatif melalui pemberian pembelajaran budidaya kelengkeng, anggur, dan jeruk denganmendatangkan Tenaga Ahli bagi 25 orang perwakilan Petani Green Belt, bertempat di lahan pasca tambang Semen Indonesia, pada (12/3/2020)
Sejalan dengan pembelajaran tersebut, kerjasama yang dilakukan antara SIG dengan Balitjesto juga membuat Demontration Plot (Demplot) dilahan Green Belt SIG Pabrik Tuban.
Demplot tersebut akan dikelola dan dilakukan pengawasan langsung oleh tim dari Balitjestro yang juga melibatkan Petani Green Belt dengan harapan dapat menjadi sarana pembelajaran para petani.
General Manager of Mining & Raw Material PT Semen Indonesia (Persero) Tbk – Pabrik Tuban, Musiran, menyampaikan melalui pelatihan ini diharapkan agar nantinya peserta pelatihan budidaya tanaman buah ini dapat menularkan ilmu yang didapatkannya kepada seluruh anggota di kelompoknya.
“Saat ini jumlah anggota Petani Gren Belt telah mencapai lebih dari 500 orang yang seluruhnya adalah masyarakat yang berdomisili di sekitar,” ungkapnya didalam rilis yang diterima wartawan ini, Jumat, (13/3/2020).
Sejalan dengan penyelenggaraan pelatihan di atas, peserta yang mewakili pada tahap pertama ini SIG membuat demplot seluas sekitar 3 hektar di lahan pasca tambang dengan ditanami tanaman anggur sebanyak 250 pohon, kelengkeng sebanyak 150 pohon dan tanaman jeruk sebanyak 150 pohon.
“Sedangkan luas lahan greenbelt yang dikerjasamakan dengan Balitjestro seluas 7,75 ha”, tandasnya.
Greenbelt adalah sabuk hijau yang mengelilingi bagian luar area tambang. Total luas greenbelt saat ini berkisar 98,53 ha yang dikelola oleh kelompok-kelompok petani di sekitar perusahaan menjadi lahan pertanian yang subur.
“Perusahaan pun memberikan ijin kesempatan lahan greebelt secara gratis untuk para petani dan hasil pertaniannya pun sepenuhnya untuk petani penggarap,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tuban, Murtadji, berharap lahan Green Belt ini dapat bermanfaat untuk masyarakat sekitar perusahaan. Selain itu, perusahaan semen terbesar ini juga memiliki banyak embung air yang tidak pernah kering sepanjang tahun.
“Tinggal kita bagaimana cara memanfaatkannya,” ujar Murtadji.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Balitjestro, Harwanto, mengatakan bahwa Balitjestro ditugaskan oleh Kementrian Pertanian untuk berinofasi dalam bidang pertanian. Selain itu, juga ditugaskan untuk menjalin sinergi dengan semua pihak untuk memajukan petani.
“Lahan pasca tambang semen itu imagenya di luar sana adalah lahan yang tidak berguna dan kritis. Tapi setelah kita kaji lebih jauh lahan bekas tambang milik Semen Indonesia ini masih bisa kita gunakan untuk budidaya tanaman,” terangnya.
Menurutnya, Balitjestro bakal mendampingi dan memberikan pengetahuan baik sisi teori maupun praktek kepada Petani Green Belt selama sekitar 3 tahun. Dan harapannya, dengan menanam anggur, klengkeng, jeruk, dan berbagai tanaman lainnya dapat meningkatkan kesejahteraan dan ekonomi masyarakat sekitar diwilayah sekitar perusahaan.
“Semoga Allah meridhoi apa yang kita lakukan ini. Dan semoga yang kita lakukan dapat berhasil dan sesuai dengan apa yang kita harapkan bersama,” pungkasnya. (mus/roh)