Tamu Hotel di Jombang Terjun Bebas Imbas PPKM Darurat

halopantura.com Jombang – Hunian atau okupansi  Hotel di Jombang, Jawa Timur terjun bebas setelah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat diterapkan 3 Juli lalu. Padahal, sebelum PPKM Darurat, usaha penginapan itu perlahan bangkit dari pandemi COVID-19.

Karena sepi tamu, pihak hotel pun rugi. Kerugian akibat PPKM Darurat tersebut diprediksi akan semakin besar karena pemerintah berencana memperpanjang PPKM Darurat sampai akhir Juli 2021.

“Setelah PPKM Darurat, ada penurunan hingga 90 persen, Ini sangat berat bagi kami,” ucap General Manager (GM) Green Red Hotel Syariah Jombang, Riyadi Saputra, Minggu (18/7/2021).

Dia mengatakan, sebelum PPKM Darurat, okupansi hotel di tempatnya sempat meningkat. Namun setelah kebijakan itu diterapkan, tingkat keterisian kamar hotel merosot. Tamu yang menginap bisa dihitung dengan jari.

Selain sepi tamu hotel, pihkanya juga membatalkan acara resepsi pernikahan yang rencananya digelar bulan Juli 2021 lantai II hotel itu. Pembatalan karena aturan larangan digelarnya resepsi pernikahan di masa PPKM Darurat.

Pihak hotel tidak bisa berbuat banyak terhadap kebijakan itu. Karena resepsi batal, uang panjar pun dikembalikan. Dia menyebut, selain resepsi pernikahan, even lainnya juga dibatalkan.

“Ada tujuh resepsi pernikahan batal. Rencanaya digelar di sini (Hotel Green Red). Ya otomatis uang panjar pasti kita kembalikan 100 persen. Ini kan virus dan kita menaati aturan pemerintah,” ujarnya.

Sebenarnya, kata dia, dunia perhotelan di Jombang sudah mulai menggeliat di bulan April lalu. Bahkan, pada bulan berikutnya, tamu menginap di hotel yang terletak di Jalan Soekarno-Hatta, Jombang itu meningkat meskit tetap diwajibkan menerapkan protokol kesehatan ketat.

“Pada Juni kemarin okupansinya mencapai 90 persen. Laku 27 kamar dari 35 kamar yang ada di sini. Itu bagi kami luar biasa di masa pandemi ini,” ujarnya.

Sejak pemerintah menerapkan PPKM Darurat 3 Juli sampai sekarang, okupansi hotel anjlok drastis. Penurunan terjadi adanya pembatasan mobilitas masyarakat dengan penutupan sejumlah ruas jalan antar daerah maupun dalam kota.

“Kalau orang Jombang sendiri kan kemungkinan kecil menginap di hotel, kebanyakan orang yang dalam perjalanan, di antaranya sales. Kalau dibatasi seperti ini ya tidak ada yang menginap lah. Saat ini paling banyak 10 kamar yang terjual. Turun drastis,” keluhnya.

Pihak manajemen hotel telah melakukan berbagai inovasi untuk tetap bisa bertahan di tengah pandemi ini. Jika PPKM Darurat diperpanjang, Riyadi berharap ada pembebasan pajak dan potongan pembayaran beban listrik.

Selama PPKM Darurat, pemasukan hotel juga menurun. Operasional kami cukup besar untuk menggaji 30 karyawan dan listrik,” kata dia sembari menyebut selama pandemi belum merumahkan karyawannya namun mengurangi jam kerja. (fin/roh)

Tinggalkan Balasan