Tersulut Emosi, Kuasa Hukum Frengky Lepas Jas Tantang Warga Berkelahi di Wisata Semilir Tuban

halopantura.com Tuban – Polemik sengketa tanah antara ahli waris Hj. Sholikah dengan pemerintah desa di lahan wisata pantai Semilir, Desa Socorejo, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, kian memanas.

Kali ini, kuasa hukum ahli waris Hj. Sholikah, Franky D Waruwu, tersulut emosi dan menantang warga untuk berkelahi di kawasan pintu masuk pantai Semilir. Kemarahan tersebut dipicu karena rencana penutupan pintu masuk ke semilir yang hendak dilakukannya mendapat perlawanan dari puluhan warga setempat.

Aksi ketegangan antara kuasa hukum dengan warga terekam kamera handphone. Kemudian viral dan menjadi pesan berantai melalui aplikasi WhatsApp, Kamis (20/10/2022).

Dalam video tersebut, Franky bersama sejumlah perwakilan ahli waris terlihat bersitegang dengan puluhan warga dilokasi kejadian. Bahkan, adu mulut antar kedua pihak tak bisa terelakkan meskipun dilokasi ada Kapolsek Jenu, Polres Tuban, Kompol Gunawan.

Emosi Franky terpancing dan kian memuncak setelah terlihat saling tuding jari dengan warga. Hingga akhirnya, kuasa hukum itu menantang salah satu warga untuk berkelahi secara terbuka atau satu lawan satu.

“Ayo, ayo,” terik Franky sambil mencopot jaket jas. Lalu menantang warga untuk berkelahi dengan terlihat rambut panjangnya terurai karena topi yang dipakai terjatuh.

Lalu dalam rekaman video terlihat kemarahan Frengky di cegah oleh salah satu kuasa hukum lainnya. Termasuk, emosi warga juga bisa dilerai kapolsek setempat.

Alhasil, momen baku hantam dalam insident tersebut tak sampai terjadi. Kendati demikian, adu mulut antara perwakilan ahli waris dangan warga terus berlanjut.

“Sebentar lagi ada tersangkanya, paham kalian,” tuding Franky di kerumunan warga.

Franky belum menjelaskan secara pasti kemarahannya dengan warga tersebut dipicu apa. Namun, dirinya akan menjelaskan hal tersebut pada besuk karena ketika dikonfirmasi masih perjalanan balik menuju Surabaya.

Merespon hal itu, puluhan warga masih bersikukuh untuk menolak rencana penutup pintu masuk ke wisata pantai Semilir. Salah satu alasannya, mereka menilai keberadaan wisata ini menjadi jantung perekonomian warga setempat dan ladang untuk mengais rezeki.

“Di pantai semilir sendiri ada kurang lebih 50 kios, bayangkan saja kalau ditutup mau cari kerja dimana mereka. Sedangkan mereka menggantungkan hidupnya dari berjualan disini,” ungkap salah satu pemuda yang ikut mencari rejeki di pantai wisata Semilir.

Warga berharap tidak ada penutup pada akses pintu masuk. Sebab, polemik sengketa tanah ini masih belum ada keputusan hukum yang mengikat kedua belah pihak atau masing-masing yang bersengketa.

“Kami selaku warga setempat menolak wisata pantai semilir ditutup sampai ada putusan pengadilan bahwa pemenangnya adalah keluarga Hj. Sholikah,” terang warga.

Baca juga : Kencan Lewat MiChat, Pria Tuban Tertipu Perempuan “Jadi-jadian” hingga Motor Raib

Baca juga : Jelang Pilkades 2022, Muncul Nama Mantan Kades di Pusaran Sengketa Tanah Wisata Pantai Semilir Tuban

Sementara itu, Kapolsek Jenu Kompol Gunawan Wibisono mengaku ketegangan saat itu dikarenakan ada rencana penutupan pintu keluar masuk ke pantai wisata Semilir yang dilakukan oleh keluarga yang mengaku sebagai ahli waris dari pemilik tanah atas nama H Salim Mukti – Hj Solikah.

“Terkait rencana penutupan pintu keluar masuk pantai semilir tersebut selanjutnya dihalang-halangi oleh warga yang ada di pantai semilir. Sampai saat situasi ini aktivitas seperti biasa, situasi aman kondusif,” pungkasnya. (rohman)

Tinggalkan Balasan