Terus Berinovasi, Pemkab Tulungagung Punya Layanan LTSA–MRC Demi Lindungi Pekerja Migran

halopantura.com Tulungagung – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tulungagung melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) setempat telah memiliki Layanan Terpadu Satu Atap Migrant Worker Resources Center (LTSA-MRC), Kamis (7/4/2022). Program inovasi tersebut sebagai salah satu upaya untuk melindungi pekerja migran.

Layanan tersebut telah dilaunching bersama International Labour Organitation (ILO) di Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bongso Pendopo Tulungagung, Jumat (18/03/2022). Hadir dalam acara kegiatan Bupati Tulungagung Maryoto Birowo,MM,Kepala Disnakertrans Tulungagung Agus Santoso, Kementerian, PMI, dan sejumlah stakeholder.

Kegiatan itu juga di laksanakan secara zoom dengan Kementerian Tenaga Kerja, Presiden Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) koordinator MRC, Duta Besar UNI Eropa untuk Indonesia dan Direktur ILO dan Timor Leste, Country Representative UN Women Indonesia.

Kepala Disnakertrans Kabupaten Tulungagung, Agus Santoso saat di konfirmasi mengatakan, dengan adanya kerjasama banyak pihak ini maka untuk keselamatan PMI asal Tulungagung mulai sebelum berangkat sampai setelah berangkat hingga saat bekerja dan pulang, bisa lebih terlindungi.

“Selama ini, untuk pelayanan yang diberikan kepada PMI hanya untuk pelayanan perlindungan sebelum berangkat ke negara tujuan, hingga setelah berangkat saja,” katanya.

Agus Santoso juga menambahkan seperti perlindungan PMI yang belum berangkat ke luar negeri dilakukan agar PMI tidak tertipu dengan perusahaan abal-abal yang berusaha menipu PMI, kasus seperti itu sudah beberapa kali terjadi untuk bahan evaluasi pada pemerintah.

“Dari permasalahan seperti itu, ini termasuk salah satu untuk mengantisipasi hal itu supaya tidak terjadi lagi dialami oleh PMI kita, misal mereka  mau berangkat ke negara A sedangkan sebelumnya dijadwalkan ke negara B maka akan ada selisih harga keberangkatan, nah PT wajib nya mengembalikan ini, kalau tak dikembalikan ya ID passortnya tidak akan saya teken,” jelasnya.

Lanjut Agus, bahkan ketika purna PMI sudah memilih untuk mengembangkan karir di daerahnya masing masing, pihaknya akan mendukung hal tersebut melalui lembaga yang sudah ada.

“Termasuk para PMI yang nanti kalau mereka sudah tidak kembali ke luar negeri. Kami akan membina mereka untuk usaha. Jadi perlindungan bisa menjadi 100 persen atau maksimal,” tambahnya.

Agus Santoso juga menegaskan, untuk semua pihak yang berkaitan juga telah melakukan upaya dengan beberapa stakeholder untuk melindungi PMI asal Tulungagung di luar negeri, seperti ada kejadian ketika ada salah satu PMI Tulungagung yang mendapatkan kekerasan fisik di Brunei Darusallam kemarin, pihakya langsung berupaya mencarikan penasehat hukum sehingga yang bersangkutan bisa diselamatkan dan pulang.

“Contoh saja seperti halnya kemarin ada salah satu PMI yang tidak mau di madu oleh juragannya, dia di tempat kerjanya luar negeri mendapat kekerasan. Maka melalui MRC ini kami langsung carikan penasehat hukum dan kami pulangkan hingga saat ini orangnya bisa aman dan sampai ke rumah,” tandasnya.

Sementara itu Bupati Tulungagung, Drs.Maryoto Birowo,MM sangat mengapresiasi adanya peluncuran layanan LTSA-MRC demi untuk melindungi para pekerja migran Tulungagung.

“Kami mengucapkan terima kasih pada semua pihak telah terselenggara nya kegiatan acara ini dan atas nama Pemerintah Kabupaten Tulungagung kami sangat mengapresiasi adanya kegiatan peluncuran Layanan LTSA-MRC ini bisa melindungi para pahlawan devisa/para pekerja migran Tulungagung yang ada di negara lain,” pungkasnya. (dian/fin/roh)

Tinggalkan Balasan