Tiga Pelajar Ditangkap Satpol PP, Ini Reaksi Kepala Sekolah
halopantura.com Bojonegoro – Beberapa hari lalu tiga pelajar dari SMKN yang ada di Kabupaten Tuban terjaring razia Satpol PP Kabupaten Bojonegoro di sebuah warung kopi Jalan Dr Sucipto Bojonegoro. Pelajar beralasa, di suruh pulang oleh Satpam sekolah lantaran terlambat.
Selanjutnya, ketiga pelajar itu memilih pergi ke kewarung dibanding pulang kerumah. Karena jika pulang takut kena marah orang tuanya.
Menanggapai pengakuan ketiga pelajar itu, Kepala Sekolah SMKN yang ada di Kabupaten Tuban, Rahman Hidayat membantah jika pengakuan tiga pelajar tersebut tidak benar. Menurutnya meski ada pelajar yang terlambat masuk, pihak sekolah tetap mempersilahkan masuk dan tidak menyuruh pulang.
Rahman Hidayat menjelaskan pengakuan yang dilontarkan ketiga pelajar itu hanya untuk mengelabui Satpol PP ketika melakukan operasi anak sekolah.
“Sekolah sini mendidik siswa tidak main-main, kita tidak pernah menyuruh pulang, kalau terlambat tetap kami suruh masuk. Pengakuan mereka itu tjdak benar, mungkin untuk mengelabui petugas Satpol pp,” katanya, Kamis (10/08/2017).
Menurutnya, saat itu di sekolah sedang berlangsung upacara bendera. Ketika upacara berlangsung pintu gerbang ditutup, setelah upacara selesai pintu gerbang sekolah kembali dibuka. Karena salah pemikiran ketiga pelajar itu beranggapan jika mereka tidak diperbolehkan pulang dan beralasan disuruh pulang oleh satpam.
“Saat itu disekolah sedang ada upacara dan pintu gerbang ditutup. Selesai upacara pintu gerbang kembali dibuka. Meski ada siswa terlambat kami tidak akan memulangkan, hendak belajar kok dipulangkan ya gak mungkinlah,” tambahnya.
Seperti diketahui, Senin (07/08/2017) kemarin tiga pelajar dari SMKN terjaring operasi kasih sayang yang dilakukan Satpol PP Kabupaten Bojonegoro dengan sasaran pelajar yang membolos. Tiga pelajar tersebut terjaring disalah satu warung kopi yang ada di Jalan Dr Sucipto.
Ketika didatangi petugas, ketiga pelajar tersebut beralasan jika dipulangkan oleh Satpam sekolah karena terlambat. Karena takut pulang dan dimarahi orang tuanya, ketiga pelajar itu memilih untuk nongkrong di sebuah warung kopi dalam keadaan menggunakan seragam sekolah. (luh/roh)