Tim Inovatif dan Kreatif Mulai Kembangkan Pengrajin Gerabah Bojonegoro

halopantura.com Bojonegoro – Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Republik Indonesia mulai berkolaborasi dengan para perajin dan masyarakat Bojonegoro. Hal itu telihat dalam program IKKON (Inovatif dan Kreatif melalui Kolaborasi Nusantara), dan pihka Bekraf mengirimkan tim yang tinggal di Bojonegoro selama bulan Juli sampai Oktober.

Tim IKKON Bojonegoro telah menjalani tahap survei terkait potensi lokal bulan Juli lalu dan bulan Oktober ini. Selanjutnya, akan melakukan tahap proses desain dan pra produksi.

Tim IKKON Bojonegoro pada kunjungan kedua mulai membagi tim dan tinggal di rumah-rumah warga untuk pengembangan ide.

“Jadi mulai tanggal 11 sampai 16 Agustus kemarin ada yang tinggal di Rendeng untuk eksplore gerabah, lalu membuat eksplore onyx, dan ada yang di Dolokgede juga di Jono untuk yang fashion dan tekstil,” ungkap Anastasia Sulemantoro, Manager Lapangan tim IKKON Bojonegoro.

“Kami juga mengadakan workshop desain grafis dan fotografi untuk kemasan produk di UPT Pengembangan Industri,” tambah Anastasia Sulemantoro.

Menurutnya, Saat ini masih dalam tahap memberikan materi pengembangan ide, dan brainstorming tema. Kemudian melakukan eksplorasi pengembangan material terus menerjemahkan ke mood board.

“Rencananya di Desa Dolokgede dan Desa Jono, kami akan melakukan pengembangan variasi produk ke arah fashion, interior juga souvenir,” terang Ni Putu Padmi dari tim fashion dan tekstil IKKON.

Selain pengembangan potensi batu onyx, batik dan gerabah, tim IKKON juga berencana untuk berkolaborasi dengan perajin anyaman pandan di Tondomulo dan limbah kayu jati di Sukorejo. Namun tidak menutup kemungkinan akan merambah ke daerah lain.

Sementara iyu, Annisa Fauziah menambahkan bahwa dari tim fashion dan tekstil IKKON, juga berkolaborasi dengan lembaga pendidikan SMKN 1 Bojonegoro, perwakilan siswa. Meraka diberikan materi pengembangan ide, trend forecasting juga pembuatan sketsa untuk fashion.

“Sabtu ini (19/08/2017) kami akan ke perajin anyaman pandan di Tondomulo, kemudian Minggu ke Dolokgede lagi, lusanya ke Jono,” terang Annisa Fauziah.

Tim yang berlatar belakang keilmuan di bidang fashion, produk, tekstil, grafis, arsitek, interior, media, manajemen bisnis, antropologi, fotografi hingga video akan melakukan berbagai langkah pendekatan, pembelajaran, pendampingan. Hal itu dilakukan guna mengembangkan industri kreatif berbasis potensi lokal.(dan/roh)

Tinggalkan Balasan