Tingkat Nilai Ekonomi, Inovasi Mie Bayam Jadi Inspirasi Warga Desa Kuwurejo Lamongan
halopantura.com Tuban – Kawasan Desa Kuwurejo, Kecamatan Bluluk, Kabupaten Lamongan, kini menjadi pusat perhatian berkat inovasi dalam pengolahan sayur bayam menjadi “Mie Bayam.”
Inovasi ini telah dirancang oleh para mahasiswa KKN (Kuliah Kerja Nyata) dari Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMS). Dimana, mereka mampu mengubah potensi bayam yang melimpah menjadi sumber pendapatan yang signifikan bagi masyarakat desa.
Alasan yang melatarbelakangi inovasi itu lantaran sebagian besar warga Desa Kuwurejo telah lama menanam bayam. Tetapi hasil panennya sering Kali hanya dijual kepada tengkulak lokal, yang menyebabkan nilai ekonomi bayam rendah.
Dalam konteks ini, tingkat ekonomi di desa ini tetap rendah, dan masyarakat perlu mencari cara baru untuk meningkatkan pendapatan mereka. Oleh sebab itu, para mahasiswa KKN UMS, yang berfokus pada pembangunan masyarakat, memutuskan untuk mengambil inisiatif untuk mengubah permasalahan ini menjadi peluang.
Mereka menciptakan resep inovatif “Mie Bayam” yang memanfaatkan hasil panen bayam desa sebagai bahan utama. Mie Bayam ini menggabungkan nilai gizi tinggi dari bayam dengan cita rasa yang lezat dan menarik bagi konsumen.
Ibu Marni, salah seorang warga Desa Kuwurejo, sangat antusias tentang inovasi ini. Ia pun merasa bangga dengan kehadiran para mahasiswa ke desanya.
“Kami sangat senang melihat para mahasiswa membawa ide segar ini ke desa kami. Sekarang kami memiliki cara baru untuk memanfaatkan tanaman bayam yang kami tanam dengan susah payah,” ungkapnya.
Inovasi Mie Bayam telah mendapatkan respon positif dari masyarakat desa. Produk ini rencananya akan diproduksi dalam skala kecil oleh ibu-ibu PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga) setempat.
Lalu hasil penjualan diharapkan dapat membantu meningkatkan pendapatan mereka secara signifikan. Selain itu, harapannya produk ini bisa mendapat perhatian dari pasar di luar desa sehingga beberapa pedagang bisa memesan produk Mie Bayam ini.
Hal sama juga disampaikan Sumanto, Kepala Desa Kuwurejo. Ia mengapresiasi atas inovasi tersebut.
k“Inovasi Mie Bayam ini telah membawa semangat baru ke desa kami. Kami berharap bahwa produk ini akan terus berkembang dan menjadi salah satu komoditas utama dari Desa Kuwurejo,” ungkapnya.
Inovasi Mie Bayam di Desa Kuwurejo bukan hanya tentang meningkatkan nilai ekonomi, tetapi juga tentang menginspirasi masyarakat untuk mencari cara baru untuk memanfaatkan potensi lokal mereka.
Ini adalah contoh nyata bagaimana kolaborasi antara pendidikan tinggi dan komunitas lokal dapat menciptakan perubahan yang positif dalam masyarakat. (*/fin/roh)