Tingkatkan Kesejahteraan, Semen Indonesia Dukung Pendirian Koperasi Petani Green Belt

halopantura.com Tuban – Petani Green Belt PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk – Pabrik Tuban membentuk koperasi guna mewadahi ratusan petani yang menggarap lahan sabuk hijau area tambang Semen Indonesia di Pabrik Tuban.

Pendirian lembaga tersebut dimotori oleh Semen Indonesia sebagai salah satu upaya perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan para petani binaannya.

Koperasi ini yang diberi nama Koperasi Petani Green Belt Semen Indonesia Pabrik Tuban, dengan pengurusnya adalah para petani sendiri. Namun, tetap dilakukan pendampingan dari perusahaan, serta ada pendampingan pula dari Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten Tuban.

Menurut Tuban Community Development Officer, Siswanto, pada rapat anggota koperasi telah menyepakati susunan pengurus Koperasi Petani Green Belt Semen Indonesia Pabrik Tuban. Untuk ketua koperasi dijabat oleh Hadi, petani dari Desa Sumberarum, sekretaris dijabat oleh Rudi, petani dari Desa Sugihan.

Sedangkan, bendahara dijabat oleh Wihadi petani dari Desa Pongpongan. Selain itu, juga telah ditetapkan 3 orang sebagai pengawas, yakni Yono, Dargo, dan Sholeh.

“Kami berharap pengurus yang sudah ditunjuk oleh anggota ini dapat bekerja secara maksimal. Dan yang paling penting dapat meningkatkan kesejahteraan para anggotanya,” ungkap Siswanto, Sabtu, (22/6/2019).

Ketua Koperasi Petani Green Belt Semen Indonesia Pabrik Tuban, Hadi berharap semua anggota dapat bekerjasama memajukan koperasi. Sehingga, nantinya koperasi tersebut dapat memberikan manfaat kepada semua anggota.

“Koperasi ini adalah milik kita bersama, untuk itu mari kita jalankan sebaik-baiknya untuk kesejahteraan kita bersama,” ujar Hadi.

Menurutnya, koperasi yang difasilitasi oleh Semen Indonesia tersebut untuk sementara ini akan menjalankan tiga kegiatan, pertama jual beli hasil pertanian kususnya untuk petani green belt. Kegiatan yang kedua adalah penyediaan alat-alat dan bahan pertanian. Sedangkan, yang ketiga adalah pemodalan atau biaya tanam.

“Semoga dari kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik, sehingga, ke depan kita dapat membuat usaha-usaha baru,” tandasnya.

Sementara itu, Khoirul Toyib, dari Diskoperindag Kabupaten Tuban yang mendampingi koperasi petani green belt mengatakan bahwa intinya kerja koperasi harus secara gotong royong, dan terbuka. Selain itu, harus ada keterbukaan atau kejujuran antara pengurus maupun dengan anggota koperasi.

“InshaAllah kami siap mendampingi, hingga koperasi ini berjalan. Dan semoga koperasi ini dapat mensejahterakan dan memberikan manfaat kepada seluruh anggotanya,” ujar Toyib.

Senior Manager of Unit Public Relation & CSR Semen Indonesia (Persero) Tbk, Setiawan Prasetyo berharap dengan dibentuknya Koperasi Petani Green Belt ini dapat memberikan manfaat dan kesejahteraan untuk anggotanya. Selain itu, juga diharapkan semua anggota mendukung dan berkomitmen untuk menjalankan program-program yang telah direncanakan.

“Koperasi ini harus dapat mensejahterakan dan bermanfaat untuk anggotanya, karena prinsip koperasi itu dari anggota untuk anggota,” pungkasnya. (mus/roh)

Tinggalkan Balasan