Tuai Pujian, Lamongan Raih Peringkat 27 Nasional dalam Pemutakhiran Data Indeks Desa Membangun 2021

halopantura.com Lamongan – Kabupaten Lamongan yang memiliki 462 Desa tersebar pada 27 Kecamatan meraih posisi peringkat 27 secara Nasional serta peringkat ke-6 Provinsi Jawa Timur dalam proses pemutakhiran data Indeks Desa Membangun 2021.

Hasil pemutakhiran data Indeks Desa Membangun (IDM) Kabupaten Lamongan 2021 menghasilkan status 462 desa itu sebagai berikut Desa Mandiri mencapai 34 Desa dari 2020 hanya 16 Desa berstatus Mandiri. Desa Maju mencapai 157 Desa dari 122 desa pada 2020, Desa Berkembang mencapai 271 desa dari 324 desa pada 2020.

Sedangkan status untuk desa tertinggal dan desa sangat tertinggal sejak 2020 sudah tidak ada desa yang berstatus itu.

Bupati Lamongan Yuhronur Efendi memberikan apresiasi terhadap capaian yang dilakukan oleh tim data pemutakhiran IDM yang dilakukan secara mandiri oleh perangkat desa dengan dipandu serta dibimbing Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) serta Tim Pendamping Profesional Program Pemberdayaan dan Pembangunan Masyarakat Desa (TPP P3MD) Kabupaten Lamongan.

“Alhamdulillah progres pemutakhiran data IDM 2021 untuk 462 desa di Lamongan telah selesai dan hasilnya sangat membanggakan. Apalagi dari informasi yang masuk Kabupaten Lamongan masuk peringkat 27 secara nasional dan peringkat 6 untuk skala Provinsi Jatim,” kata Yuhronur Efendi saat Paparan Data Hasil Pemutahiran IDM Lamongan 2021 seperti dikutip dalam Siaran Pers Humas TPP P3MD Lamongan yang dikirim ke sejumlah redaksi media, Selasa (22/06/2021).

Bupati Lamongan menyatakan kenaikan status desa yang terjadi secara umum berlangsung secara simultan, meski demikian ada 1 desa yang mengalami lompatan cukup signifikan yaitu Desa Banjarmadu Kec. Karanggeneng.

“Desa Banjarmadu ini cukup luar biasa lompatan statusnya, karena pada 2020 masih berstatus Desa Berkembang dan pada 2021 ini langsung melompat 2 tingkat menjadi Desa Mandiri, tidak melalui status desa maju. Yang menggembirakan jumlah desa berkembang di Lamongan semakin menyusut jumlahnya menjadi 271 desa dari sebelumnya berjumlah 324 desa pada 2020,” kata Pak Yes, panggilan akrab Yuhronur Efendi oleh warga Lamongan itu.

Secara khusus Yuhronur Efendi menyampaikan bahwa kenaikan status IDM ini mesti dibarengi dengan upaya dukungan agar desa-desa yang telah naik statusnya termasuk yang belum beranjak statusnya ini segera dipetakan persoalannya agar dukungan program demi menggerakkan perekonomian Desa bisa terlaksana.

“Saya berharap Desa Mandiri di Lamongan bisa meningkat terus jumlahnya, sebisa mungkin mencapai kisaran 75 desa dalam rentang 3-4 tahun kedepan. Selain itu dukungan semua pihak dan OPD terkait dalam membaca serta memetakan data IDM yang ada ini bisa jadi dasar untuk kebijakan intervensi kedepannya,” tegas mantan Sekda Kabupaten Lamongan tersebut.

Kepala Dinas PMD Kab. Lamongan, Khusnul Yaqin menyampaikan status IDM yang naik sebanyak 75 desa.

“Desa yang status IDM nya tetap sebanyak 382 desa, status dari desa maju jadi desa mandiri ada 18 desa. Desa Banjarmadu yang naik langsung dari desa berkembang menjadi desa mandiri. Ada 56 desa berkembang naik status menjadi desa maju,” kata Khusnul saat memaparkan hasil survei pemutahiran IDM di ruang kerja Bupati Lamongan pada Senin, (21/6/2021).

Plt Kepala Bappeda Kab. Lamongan, Suyatmoko menegaskan pihaknya kini sedang melakukan koordinasi pendataan tentang desa termasuk dengan mensinergikan data IDM serta SDGs Desa dengan SDGs Kabupaten yang sedang berjalan.

“Mensinergikan data-data dasar tentang Desa ini menjadi penting guna memastikan proses perencanaan pembangunan Kabupaten Lamongan bisa semakin terintegrasi terhadap semua sektor. Hal ini khususnya dalam menciptakan perencanaan kawasan pedesaan di sejumlah wilayah,” kata Suyatmoko pada kesempatan sama.

Khusnul Yaqin didampingi sejumlah Tenaga Ahli P3MD Lamongan dalam kesempatan tersebut juga memaparkan hasil capaian survei SDGs Desa yang saat ini sedang giat dilakukan.

“Besar harapannya data hasil survei SDGs Desa bisa dijadikan data dasar dalam proses perencanaan, intervensi kebijakan dan pembangunan untuk semua bidang. Hal ini dikarenakan data survei SDGs Desa ini sangat detail sekali sehingga mesti dipadukan dan disinergikan dengan data-data yang telah ada sehingga bisa saling melengkapi,” kata Khusnul yang didampingi Tim TA P3MD Lamongan lengkap.

Secara khusus Khusnul juga melaporkan progres pelaksanaan program Desa Berdaya dari Pemprov Jatim yang saat ini menyasar 10 desa mandiri di Kab. Lamongan.

“Rencananya kegiatan 10 desa mandiri di Kab. Lamongan yang berdimensi multi years itu akan secara khusus dipaparkan untuk di review oleh Pak Bupati bersama OPD terkait sekaligus dalam kontak proses dukungan kebijakan. Pak Bupati sudah berkenan ada semacam paparan publik yang dilakukan oleh Pemdes penerima program desa berdaya,” tegasnya.

10 Desa yang memperoleh program desa berdaya itu adalah Desa Paciran, Desa Tunggul, Desa Kranji, Desa Banjarwati yang berlokasi di Kecamatan Paciran. Desa Sekaran dan Bulutengger berlokasi di Kecamatan Sekaran. Desa Karanggeneng dan Desa Latukan di Kecamatan Karanggeneng. Desa Sedayu Lawas di Kecamatan Brondong dan Desa Sugio di Kecamatan Sugio. (*/at/fin/roh)

Tinggalkan Balasan