Tuntut Pembatan Pengisian Perangkat, Puluhan Warga Geruduk Kantor Desa Pule
halopantura.com Kediri – Kantor balai desa Pule , Kecamatan Kandat, Kabupaten Kediri digeruduk puluhan warga setempat, Rabu (13/3/2019). Warga menuntut pembatalan pengisian perangkat desa karena dianggap panitia tidak transparan serta tidak sesuai dengan aturan.
Dengan membawa spanduk bertuliskan “batalkan ujian perangkat desa”, warga melakukan orasi. Mereka menilai jika pembentukan panitia pengisian perangkat desa tidak transparan. Selain itu mereka menuntut agar pengisian pengangkat kaur umum tata usaha untuk dibatalkan.
“Dalam pembentukan panitia, warga tidak dilibatkan. Kita menilai pembentukan panitia ini tidak sesuai aturan,” ungkap Koordinator lapangan Yuni Rahmad Basuki.
Kepala Desa Pule, Sugeng Priyono bersama perangkat lainnya menemui perwakilan pengunjuk rasa. Dalam audiens tersebut Sugeng yang juga didampingi oleh Camat Kandat menunjukkan berkas persyaratan. Mulai dari surat pemohonan dari desa hingga surat keterangan dari Bupati mengenai pemohonan pelaksanaan ujian perangkat desa.
“Di Desa ini ada dua kekosongan perangkat yaitu Kaur Umum dan Sekdes yang mengundurkan diri. Kita sudah ajukan surat surat sesuai dengan aturan mengenai pengisian perangkat desa. Yang mana saat ini yang akan kita isi adalah jabatan Kaur Umum, ” tegas Sugeng.
Selain itu Sugeng juga menegaskan jika pembentukkan panitia pemilihan perangkat desa juga sudah melibatkan warga. Hal ini ditunjukkan dengan bukti tanda tangan BPD, pemerintah desa, para Ketua RT dan RW, tokoh masyarakat serta tokoh agama Desa Pule. Pada saat pembentukkan yang dilakukan pada awal Maret lalu, tidak ada perwakilan yang menolak atas nama panitia yang telah dibentuk.
“Dari hasil rapat, kami membatalkan pengisian calon Sekdes. Jadinya kami akan mengangkat Kaur Umum,” terang Sugeng.
Bukti bukti tersebut ditunjukkan semua kepada para perwakilan pengunjuk rasa. Sugengpun menegaskan ujian perangkat desa Pulepun akan tetap dilaksanakan oleh panitia sesuai jadwal pada 9 April mendatang. Setelah melakukan audiensi, puluhan warga meninggalkan lokasi unjuk rasa.
“Semua hadir mulai dari RT, RW, mustika desa, danramil, Kapolsek, Bhabinkamtibmas dan Bhabinsa juga mendatangi pembentukan penitia tersebut,” ujarnya. (fin/roh)