Wabup: Kesenian Langen Tayub Menjadi Ciri Khas Tuban

halopantura.com Tuban – Kesenian Langen Tayub menjadi ciri khas Kabupaten Tuban yang akan terus dilestarikan. Hal itu disampaikan Wakil Bupati Tuban Noor Nahar Hussein, diacara proses Siraman Langen Tayub Tuban, Rabu, (6/11/2019).

Selain itu, Wabup Tuban mengaku kesenian ini menjadi sentra seniman Langen Tayub di Jawa Timur. Selain di Kabupaten Nganjuk, dan Kabupaten Madiun.

“Melalui kegiatan ini, menjadi wahana edukasi bagi masyarakat. Khususnya bagi generasi muda sebagai langkah awal untuk regenerasi seniman dan budayawan Langen Tayub,” ungkapnya.

Jika sebelumnya proses Siraman Langen Tayub Tuban langsung dilakukan di obyek wisata pemandian alam Bektiharjo, Desa Bektiharjo, Kecamatan Semanding. Kali ini, prosesi ritualnya dimulai dari pusat kota Tuban.

Wakil Bupati Tuban H Noor Nahar Hussein didampingi Forkopimda, dan Sekda Tuban Budi Wiyana memberangkatkan Kirab Seniman Langen Tayub di Alun-alun kota. Pelaku seni tradisional tersebut selanjutnya kirab menuju lokasi pemandian Bektiharjo.

Kirab pelaku seni tradisi ini diikuti  80 Waranggono, dan 55 Pramugari Tayub. termasuk pula 45 pimpinan karawitan, 25 komunitas Persatuan Pedalangan Indonesia, 20 Komunitas Perias, 25 Persatuan Masyarakat Budaya Indonesia, dan 15 komunitas soundsystem.

“Pemkab Tuban berkomitmen untuk mengembangkan kesenian dan kebudayaan di wilayahnya. Salah satunya tengah disusunnya Raperda Kabupaten Tuban tentang Kebudayaan,” tambah Wabup Tuban.

Diintruksikan agar Dewan Kesenian Daerah, pelaku seni dan budayawan hendaknya dilibatkan dalam pembahasannya sehingga terakomodir semua kepentingan.

Wabup berharap, berbagai potensi wisata maupun kesenian dapat terus dikembangkan, sehingga Tuban menjadi salah satu jujukan destinasi wisata kesenian di Jawa Timur.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Tuban Sulistiyadi menerangkan, kegiatan ini menjadi rangkaian Hari Jadi Kabupaten Tuban ke-726. Agenda seni tahunan ini dimaksudkan untuk mengembangkan potensi seni sebagai aset penting daerah.

“Kegiatan ini juga sebagai wahana untuk meningkatkan SDM pelaku seni di Bumi Wali. Juga sebagai sarana edukasi dan rekreasi masyarakat,” jelasnya.

Sebatas diketahui,  rute kirab melewati Jalan Veteran, Basuki Rahmat, Brawijaya, Hayam Wuruk, Semanding, Papringan, Ngasinan, dan selesai di objek Wisata Bektiharjo. Sepanjang rute kirab, tampak masyarakat antusias menyaksikan dan mengabadikan iringan kirab ini. (mus/roh)

Tinggalkan Balasan