Walikota Kediri Dorong Anak Muda Jadi Entrepreneur Sukses
halopantura.com Kota Kediri – Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar mendorong generasi muda untuk menjadi entrepreneur. Hal itu diungkapkan Walikota Kediri saat menjadi pemateri pada kuliah umum Dinus Inside 2020, Senin (21/9/2020).
Selain Walikota Kediri dalam kegiatan ini juga ada pemateri lain yakni Walikota Semarang Hendrar Prihadi. Kuliah Umum tersebut diikuti oleh 3.857 mahasiswa di UDINUS Semarang dan 172 di UDINUS Kediri.
Abdullah Abu Bakar menjelaskan era revolusi industri 4.0 ini menempatkan teknologi informasi menjadi basis dalam kehidupan manusia. Apalagi di era globalisasi dan digital ini banyak peluang yang luar biasa.
“Dulu industri harus punya uang dan pakai mesin. Sekarang kalau bisnis tidak perlu ruko sekarang bisa jualan melalui sosial media. Bahkan sosial media ini memiliki massa yang besar dan sudah menggeser market yang non online,” ujarnya.
Walikota yang populer disapa Mas Abu ini mengatakan saat ini Indonesia mendapatkan bonus demokrasi. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mencatat jumlah usia angkatan kerja (15 hingga 64 tahun) mencapai 180 juta jiwa (70 persen) pada tahun 2020-2030.
Di Kota Kediri pun sama ternyata usia 15-44 tahun itu usia yang paling banyak. Sehingga usia yang paling banyak ini mereka peka terhadap teknologi. Sehingga seperti jualan online segala macam itu bisa digarap untuk personal branding.
“Ini terbukti juga oleh anak-anak muda yang punya peluang bisnis yaitu menggunakan teknologi untuk bisnis yaitu start up seperti Grab, Gojek dulu mereka ditertawakan. Sekarang Instagram, Facebook dan Youtube bisa di monetize. Bisa untuk jualan juga, sekarang semua berubah lihat TikTok. Bukalapak dulu semua takut untuk beli online sekarang semuanya dilakukan secara online,” ujarnya.
Lanjut Mas Abu, anak-anak muda harus terus diasah jiwa kompetitifnya. Hal ini perlu dilakukan agar anak-anak muda ini memiliki daya saing. Di Indonesia ada beberapa contoh anak-anak muda yang sukses. Seperti, William Tanuwijaya pendiri Tokopedia, Achmad Zaki pendiri Bukalapak, Karin penjual slime dari Kota Kediri, Bayu Skak dan Erix Soekamti.
“Satu tahun atau dua tahun lagi, mereka bener-bener daya saingnya dilihat. Maka kalau sudah terlihat, Insya Allah akan membawa Indonesia menjadi negara yang maju. Kata Pak Presiden kelemahan kita di daya saing, padahal kreativitas kita semua ada. sumber daya alam atau sumber daya manusia semua ada. Daya saing ini kita asah, sehingga kita bisa menjadi negara maju. Saudara-saudara kita tokoh milenial yang sukses itu masih sedikit. Semoga itu ada dari UDINUS juga. Semoga dari Semarang maupun di Kediri,” ungkapnya.
Mas Abu juga mendorong anak-anak muda untuk menjadi seorang entrepreneur. Syarat untuk menjadi negara maju ialah jumlah pelaku entrepreneur harus lebih dari 14 persen dari rasio penduduknya.
Sementara di Indonesia, pelaku entrepreneur baru 3,1 persen. Dengan banyaknya entrepreneur akan membantu membuka lapangan pekerjaan, meningkatkan produktivitas masyarakat, dan mengoptimalkan potensi daerah.
“Saya lihat entreprenuer di Kediri itu, juga sudah mulai mempekerjakan orang lumayan besar. UMKM itulah yang menjadi penopang kuat di Indonesia, khususnya di Kota Kediri. Karena dia tidak kelihatan ternyata memperkerjakan 3 atau 6 orang bahkan 15 orang. Sehingga jumlahnya itu banyak. Sehingga kalau orang bilang tebu dan rokok sudah mulai sunset. Tapi ditopang oleh UMKM ini. Tentu sangat luar biasa jika ditambah dengan sektor wisata,” jelasnya.
Menurut Mas Abu, di masa kuliah ini mahasiswa harus punya cita-cita tinggi dan jelas. Kemudian harus memiliki punya target. Di masa kuliah perbanyak belajar, mencari banyak teman, berkegiatan positif termasuk berorganisasi.
Harus memiliki soft skill. Serta belajar berbisnis dan jangan takut bermimpi. Di masa kuliah ini sangat berbeda dengan sekolah, jika di sekolah ada yang mengingatkan kalau di kuliah tidak.
“Jadi saya menyampaikan teman-teman harus punya visi dan target. Di masa kuliah ini saya mengingatkan banyak-banyaklah memiliki teman, konektivitas itu sangat penting sekali. Manusia hidup itu harus seperti kata bu Tejo yaitu harus solutif. Mahasiswa di era ini, harus multitalent. Harus serba bisa, jadi soft dan hard skill nya harus ada,” pungkasnya. (yud/fin/roh)