Warga Tuban Keluhkan Polusi Udara Akibat Pabrik Semen Indonesia

halopantura.com Tuban – Aktivitas dari PT Semen Indonesia (Persero) pabrik Tuban diduga telah melakukan pencemaran lingkungan. Hal itu disampaikan sejumlah warga Desa Sumberarum, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban, ketika menghadiri mediasi di gedung DPRD Tuban, Kamis, (8/8/2019).

Mediasi tersebut dipimpin oleh Komisi A DPRD Tuban dengan dihadiri perwakilan PT Semen Indonesia. Turut hadir dalam acara itu Bambang Irawan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Tuban, dan beberapa pihak terkait lainnya.

“Kita mempersoalkan dampak lingkungan akibat aktivitas PT Semen Indonesia. Seperti debu atau polusi udara dari aktivitas produksi pabrik semen,” kata Joyo Muhasan koordinator warga.

Menurutnya, warga juga mengeluh adanya debu dan asap yang bersumber dari stok batu bara yang letaknya terlalu dekat dengan pemukiman warga. Kondisi pencemaran udara telah berlangsung lama.

“Sejauh ini telah dirasakan masyarakat dari dampak polusi debu yang berasal pabrik dan stok batu bara, polusi muncul setiap hari dan sudah lama. Ini dirasakan warga sekitar pabrik,” ungkapnya.

Tak hanya persoalan debu, warga ring satu perusahaan plat merah itu juga mempersoalkan aktivitas dari ledakan yang berasal dari tambang batu kapur. Akibatnya, menimbulkan kerusakan pada lingkungan dan beberapa rumah warga retak.

“Ledakan ditambang batu kapur menimbulkan rumah warga retak, dan kebisingan,” jelas Joyo Muhasan.

Terkait adanya itu, warga menuntut perusahaan agar memberikan kompensasi atau ganti rugi yang diberikan kepada masyarakat. Sebab, mereka menilai semen Indonesia melanggar Undang-undang nomor 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

“Warga minta kompensasi akibat kejadian itu, karena selama ini tidak pernah diberikan,” ungkapnya.

Menanggapi hal itu PT Semen Indonesia telah menampung aspirasi dan tuntutan warga. Namun, terkait persoalan itu masih ada pertemuan berikutnya.

“Intinya sudah ada komunikasi dan keluhan masyarakat sudah kita terima, dan ada pertemuan lagi,” jelas Senior Manager of Public Relation & CSR Semen Indonesia, Setiawan Prastiyo.

Lebih lanjut, ia menyebutkan kualitas udara di sekitar pabrik sejauh ini masih terbilang baik. Hal itu sesuai dengan hasil uji laboratorium terkait kualitas udara, dan pemantauan dari dinas lingkungan hidup Tuban.

“Hasil lab, kualitas udara (sekitar perusahan, red) masih aman dan di bawah ambang batas, terkait kompensasi belum ada pembicaraan lebih lanjut,” pungkasnya. (rohman)

Tinggalkan Balasan